Kini, Amerika Serikat tengah bergulat menghadapi anak sekolah yang lebih
separo populasinya tergolong gemuk. Sebagian besar membutuhkan
konsultasi dokter. Berbagai upaya dilakukan, namun belum seluruhnya
teratasi. Kita bisa memaklumi kalau anak Amerika cenderung kelebihan
berat badan, mungkin sudah sejak usia bayi mula. Namun, kalau banyak
pula anak-anak kita yang gemuk, tentu ada yang keliru dalam pola dan
kebiasaan makan mereka. Junk food adalah salah satu penyebabnya.
Anak-anak di negara maju, pilihan menunya yang cenderung membuat mereka
jadi kelebihan berat badan. Kita memahami, menu junk food kaya lemak,
boros gula, dan garam, serta sangat tinggi kalori. Lidah anak zaman
sekarang sudah terkondisikan dengan cita rasa gurih, manis, asin, dan
serba berbumbu. Itu pula yang menggiring mereka tidak lagi begitu
menyukai menu meja makan ibu.
Demikian pula agaknya anak-anak kita di perkotaan. Mereka sudah
terkondisikan pula oleh menu harian yang serba junk food di luar rumah,
dan kehilangan selera makannya di meja makan ibu. Semakin dimanjakan
anak oleh menu di luar rumah yang cenderung melebihi porsi kebutuhan
tubuh, semakin besar potensi untuk menjadi gemuk, dan terus bertambah
gemuk. Anak dan bayi di pedesaan, yang bukan dari keluarga kecukupan
pun, sudah tercemar oleh pilihan menu (jajanan) yang sekaliber junk
food, kalau jenis jajanan pizza, burger, atau hot dog sudah masuk desa,
selain penganan yang serba manis, dan berlemak tinggi. Selain itu,
rata-rata bayi di desa juga sudah lebih dini dan belum waktunya
diperkenalkan jenis makanan padat, sehingga badannya rata-rata melebihi
ukuran seusianya, mungkin lantaran ketidaktahuan. Memberi nasi, pisang,
bubur, sebelum bayi berumur 5 bulan, salah satu penyebab kenapa banyak
bayi di pedesaan menjadi gemuk.
Kegemukan sejak bayi tidak boleh terjadi, oleh karena pola dan ukuran
sel-sel lemak tubuhnya sudah telanjur terbentuk salah. Selain jumlah
sel-sel lemaknya terbentuk lebih banyak dari anak normal, ukurannya pun
lebih besar. Itu maka, sebaiknya anak tidak gemuk sejak usia bayi. Gemuk
yang sudah telanjur terbentuk, sukar mengempiskannya lagi, kecuali
menerimanya saja sebagai bakat yang dibawanya sampai usia dewasa.
Diet tanpa pengawasan dokter tidak dianjurkan bagi anak yang gemuk.
Dalam masa pertumbuhan, tubuh anak tidak boleh sampai kekurangan zat
gizi. Jika diet menguruskan badan tidak tepat, yang berkurang dalam menu
bukan cuma kalorinya, melainkan juga semua zat gizi yang dibutuhkan
tubuh anak untuk pertumbuhan. Bukan cuma lemak dan kalori yang berkurang
dengan diet langsing bukan dari dokter, melainkan semua zat yang
terkandung dalam menu harian akan ikut susut juga. Dan ini tidak boleh
terjadi.
Obat antilemak seperti yang dikonsumsi orang dewasa yang lemak darahnya
tinggi, tidak dianjurkan diberikan kepada anak. Diharapkan, dengan
mengurangi porsi menu berlemakberkolesterol, ditambah rutin latihan
jasmani, lemak darahnya bisa turun menjadi normal. Yang dapat dilakukan
mungkin dengan cara akupunktur yang bisa menekan nafsu makan, sambil
tetap mengatur kecukupan gizi agar pertumbuhan anak tetap tercukupi.
Perilaku makan merupakan kesulitan terberat dalam upaya penurunan berat
badan. "Lapar mata" adalah salah satu tantangannya.
Anak yang lapar mata terdorong untuk makan (apa saja) kendati tidak
sedang lapar. tubuh dilatih hanya makan kalau sedang merasa lapar saja.
Makan kapan saja melihat atau ditawarkan makanan (echo), akan
mengondisikan tubuh senantiasa terdorong ingin makan kendati tidak
merasa lapar. Bayi dan anak menjadi gemuk jika porsi yang dimakan
melebihi kebutuhan tubuh. Kelebihan kalori disimpan menjadi lemak, dan
gajih di bawah kulit. Sel-sel lemak tubuhnya menjadi besar-besar, selain
jumlahnya lebih banyak dari anak normal. Susu sapi harus dituding
sebagai salah satu penyebab lainnnya. Kita tahu lemak dalam susu sapi
lebih tinggi dari lemak ASI. Lemak susu sapi disiapkan untuk membangun
tubuh anak sapi, bukan tubuh anak manusia. Maka masih tetap bijak jika
ibu tetap hanya memilih ASI untuk bayi, daripada membiarkan menjadi
gembrot oleh susu sapi nantinya. Jika bayi diberikan makanan saesuai
dengan umur dan tahapan perkembangan usianya, kecil kemungkinan anak
bakal gemuk. Kita tahu, ada tahapan pemberian makanan bayi yang tidak
boleh dilanggar.
Selain agar tubuh anak tidak dirugikan oleh menu yang tidak tepat,
kemungkinan anak menjadi kelebihan berat badan pun tidak perlu sampai
terjadi. Buat anak di atas setahun, tentu pilihan susunya hanya susu
sapi. Jika anak sudah gemuk, pilihlah susu nonfat, yang sudah dibuang
lemak susunya. Anak hanya membutuhkan kandungan protein susunya.
Biasakan anak banyak gerak. Latihan jasmani bukan sekadar permainan,
melainkan harus dimanfaatkan juga untuk membantu membangun tulang dan
otot, selain membakar kelebihan
kalori yang diperoleh dari makanan yang mungkin berlebih. Semakin kurang
berolahraga, dan latihan jasmani, semakin besar kemungkinan menjadi
gemuk, dan badan anak pun tidak bugar. Kurikulum olahraga di sekolah
kita sangat kurang memadai. Semboyan hidup anak sekolah di negara maju,
tiada hari tanpa olahraga.
Selera makan anak yang sudah telanjur gemuk umumnya jadi meningkat luar
biasa. Itu maka, anak yang sudah telanjur gemuk dengan mudah bertambah
berat badannya kalau dorongan untuk terus makannya tidak ditahan, atau
terkendali. Bayi normal akan bertambah berat 2 kali lipat pada usia 5
bulan, dan menjadi 3 kali lipat ketika berumur setahun. Selanjutnya
berat badan ideal anak sampai usia 11 tahun bisa dihitung dengan rumus 8
+ (2X umur) kg. Anak yang berumur 5 tahun, idealnya memiliki berat
badan 8 + (2 X 5) kg atau 18 kg. Lebih dari itu waspada.
Namun, lebih tepat untuk usia di atas setahun dipakai formula Indeks
Masa Tubuh (Body Mass Index), yang dihitung dengan cara membagi angka
berat badan dengan tinggi badan (dalam meter). Nilai 23 - 25 tergolong
ideal, dan lebih dari 25 berarti sudah kelebihan berat. Anak yang gemuk
bukan cuma sebab kesalahan memberi makan berlebihan, melainkan bisa juga
sebagai sebuah kasus penyakit. Ada beberapa jenis penyakit (kelainan
hormon dan gen) yang membuat tubuh anak gemuk abnormal, dan gemuknya
kelihatan tidak sehat.
Dalam hal gemuk penyakit, tidak mudah mengoreksinya, karena memang ada
yang salah dalam sistem hormonal atau gennya. Gemuk yang tak terkendali
dengan diet, dan upaya membuang kalori ini, tergolong gemuk yang harus
diterima apa adanya, dengan segenap risiko yang dibawanya. Ini masalah
baru yang dihadapi Amerika sekarang. Baru-baru ini, sekolah di AS
membuat 'kartu rapor berat badan'. Anak yang dinyatakan kelebihan berat
badan memerlukan konsultasi dokter untuk diet khusus, dan latihan
jasmani ekstra agar berat badan ideal bisa tercapai.
Di sekolah-sekolah Singapura, misalnya, anak yang kelebihan berat badan
diberi porsi olahraga yang lebih banyak dibanding anak yang tidak gemuk,
agar berat badannya menyusut menjadi tidak gemuk lagi. Kegemukan
diantisipasi medis bisa membawa banyak penyakit, sehingga sumber daya
manusia menjadi kurang berkualitas. Dengan kartu rapor berat badan, anak
dipantau terus oleh sekolah sampai batas tidak gemuknya tercapai.
Setelah itu, berat badan yang tercapai ideal dipertahankan dengan cara
makan tidak rakus, dan pilihan menunya tepat, sambil tetap berolahraga
sehingga gemuknya tidak kambuh.
Lemak dalam darah yang belebih kini diyakini juga menceteuskan
bangkitnya kanker di organ tubuh mana saja. Kanker rahim, ginjal dan
payudara khususnya. Risiko perlemakan hati, kencing manis, juga
disebabkan semakin tingginya lemak dalam darah.
Anda baru saja selesai membaca artikel tentang Mengapa Anak Tidak Boleh Gemuk ?. Untuk artikel lain-nya anda dapat melihatnya di sini Artikel-Info & Semacamnya.